PPID Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Gunung Sindur

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Gunung Sindur

Webinar Nasional BBPMSOH Peran Obat Hewan Dalam Peningkatan Produksi Ternak dan Ekspor




 

  • Prof. DR. IR Iman M Fahmid M.T Dev (Staff Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian)
  • drh. Maidaswar, M. Si (Kepala BBPMSOH)
  • Acara webinar yang dimoderatori oleh : Dr. drh. Maria Fatima Palupi, M. Si ini dimulai pukul 08.00 – 12.00 WIB dengan diikuti oleh seluruh peserta sebanyak lebih dari 220 peserta yang berasal dari Asosiasi Obat Hewan Indonesia, Dinas Peternakan Provinsi dan Kabupaten / Kota, Akademisi dan UPT Kementerian Pertanian. Menurut drh. Maidaswar, M.Si selaku Kepala BBPMSOH, Webinar ini merupakan salah satu cara BBPMSOH untuk menghadirkan lebih dekat lagi kepada stake holder yang menjadi mitra kerja kami, yang mana BBPMSOH merupakan UPT Pertanian yang mempunyai mandatori dalam pelaksanaan pengujian dan sertifikasi obat hewan untuk seluruh Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BBPMSOH tentunya sangat membutuhkan kerja bersama kita, baik dari produsen obat hewan, Dinas Peternakan Kesehatan Hewan baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten / Kota.
  • Dalam pemaparan materi yang pertama, Prof. DR. IR Iman M Fahmid M.T Dev menyampaikan bahwa obat hewan menjadi alat pendukung untuk meningkatkan ekspor, untuk itu diperlukan adanya sinergitas antara pemerintah, pelaku usaha obat hewan dan masyarakat. Yang pertama menurut beliau konsep pengembangan obat hewan sebetulnya basisnya ada pada masyarakat (peternak). Karena tujuan pengembangan obat hewan adalah untuk memepekuat produksi peternakan sehingga dapat meningkatkan ekspor produk peternakan. Menurut beliau, persoalan non teknis merupakan hal yang penting harus diperhatikan di masyarakat. Pelayanan pemerintah dituntut untuk menigkatkan volume obat hewan agar terjadi peningkatan ekonomi, salah satu caranya yaitu dengan pendekatan kepada masyarakat sosial secara rasional. Yang kedua obat hewan yang strategis harus mengarah ke komoditi produk-produk yang kita kuasai, contoh komoditi dalam bidang perunggasan, agar menambah nilai dan volume ekspor, namun tidak mengesampingkan komoditi peternakan lainnya. Yang terakhir, karena ini soal kebijakan, kita dituntut untuk meningkatkan ekspor. Nah caranya adalah bukan pada menggerakan kelompok tertentu saja, akan tetapi ini harus menjadi gerakan sosial dan mendekatkan program kebijakan kita pada masyarakat, ujar Prof Imam.

  • Program Pengembangan Sumber daya Manusia(SDM) Kesehatan Hewan
  • Perlindungan Hewan terhadap Ancaman Penyakit Hewan Eksotik dan Penyakit Hewan Menular dari Luar Negeri
  • Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan
    Dalam pendaftaran obat hewan telah diberlakukan antrian pendaftaran obat hewan dengan memperhatikan skala prioritas:
  • Orientasi ekspor
  • Reguler
    Materi selanjutnya disampaikan oleh Kepala BBPMSOH, drh. Maidaswar, M. Si mengenai “Layanan BBPMSOH dan peran strategis dalam mendukung Kesehatan Hewan Nasional”. Maidaswar menjelaskan bahwa BBPMSOH merupakan Unit Pelayanan Teknis yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengujian dan sertifikasi obat hewan, pemantauan dan pengkajian obat hewan yang diatur dalam Permentan No 53 Tahun 2013. Penjaminan obat hewan harus aman dan berkualitas untuk hewan itu sendiri serta aman bagi manusia yang mengkonsumsinya. Dalam melaksanakan pelayanan pengujian obat hewan, BBPMSOH memiliki Sistem Informasi Hasil Pengujian Mutu Obat Hewan atau yang disingkat SIHAPSOH dan setiap produsen obat hewan dapat melakukan pendaftaran secara online melalui aplikasi SIHAPSOH. Selain itu BBPMSOH selalu melakukan pengembangan dan inovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada stake holder baik dalam peningkatan peralatan, peningkatan teknologi dan sumber daya manusia nya melalui bimbingan teknis. BBPMSOH terus berusaha dalam meningkatkan pelayanan pengujian obat hewan, salah satunya dengan menambah peralatan pengujian dengan peralatan yang lebih lengkap canggih, sehingga dapat memenuhi 100% permintaan jenis pengujian dari permohonan pengujian obat hewan. Sehingga dapat mendukung peningkatan produksi obat hewan dan ekspor obat hewan.

    Kebijakan membatasi produk impor dan meningkatan ekspor menjadi tantangan bagi negara yang akan mengekspor produknya ke Indonesia. ASOHI juga berharap pemerintah agar memberikan keringanan dalam pendanaan untuk pengembangan usaha produk lokal dan ekspor, membuka peluang kepada para peneliti dalam negri untuk meningkatan daya saing ke luar negeri, ujar Irawati.

    Selain pemaparan materi oleh para narasumber, para peserta juga diberikan kesempatan untuk dapat mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Acara webinar berjalan dengan lancar dan semoga ini menjadi langkah awal yang baik untuk selanjutnya dapat ditingkatkan untuk kordinasi antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat peternakan. (Why)